Review Film The Roundup

review-film-the-roundup

Review Film The Roundup. Tiga setengah tahun setelah rilis, “The Roundup” masih jadi film aksi Korea paling memuaskan kalau kamu cuma pengen lihat Ma Dong-seok gebuk penjahat tanpa banyak drama. Tayang Mei 2022, sekuel dari “The Outlaws” (2017) ini langsung hancurkan box office dengan lebih dari 12 juta penonton dalam negeri, mengalahkan rekor film Korea pasca-pandemi saat itu. Durasi 106 menit ini disutradarai Lee Sang-yong, bawa kembali Detektif Ma Seok-do yang legendaris ke Vietnam untuk tangkap buronan sadis. Hingga akhir 2025, film ini tetap jadi standar emas aksi polisi Korea: brutal, lucu, dan langsung ke inti tanpa basa-basi. BERITA BOLA

Plot yang Simpel Tapi Nendang: Review Film The Roundup

Empat tahun setelah kasus pertama, Ma Seok-do (Ma Dong-seok) dan timnya dapat tugas ekstradisi buronan ke Vietnam. Begitu sampai, mereka tahu buronan itu sudah mati dibunuh Kang Hae-sang (Son Suk-ku), psikopat yang culik dan bunuh turis Korea demi uang. Ma Seok-do yang tadinya cuma mau jemput orang, akhirnya mutusin bawa pulang Kang hidup-hidup – dengan cara apa pun.

Ceritanya lurus: kejar-kejaran dari Ho Chi Minh ke Seoul, gebuk anak buah, interogasi kasar, sampai klimaks di kapal kargo. Tak ada subplot rumit, tak ada politik dalam, cuma satu tujuan: si monster tangkap monster lain. Dan itulah yang bikin film ini sangat enak ditonton – kamu tahu apa yang akan kamu dapat, dan mereka kasih lebih banyak dari yang dijanjikan.

Penampilan Aktor yang Juara: Review Film The Roundup

Ma Dong-seok di sini adalah versi paling “on fire” – pukulannya lebih keras, one-linernya lebih savage, dan ekspresi bosen tiap dengar alasan penjahat bikin penonton ketawa ngakak. Son Suk-ku sebagai Kang Hae-sang jadi villain terbaik seri ini: dingin, cepat, dan benar-benar tak punya empati – adegan ia senyum sambil bunuh orang bikin bulu kuduk berdiri.

Tim pendukung seperti Choi Guy-hwa, Park Ji-hwan, dan Heo Dong-won tambah komedi yang pas, terutama saat mereka kewalahan ngikutin gaya Ma Seok-do yang “satu pukulan cukup”. Chemistry tim detektif ini seperti boyband versi kasar – ribut tapi solid.

Aksi Brutal dan Humor yang Tepat Sasaran

Aksi di sini level atas: dari gebuk massal di pasar malam Vietnam, duel pisau di hotel, sampai klimaks di kontainer yang bikin penonton teriak kegirangan. Setiap pukulan terasa berat, darahnya pas, dan koreografi fokus pada kekuatan Ma Dong-seok tanpa CGI berlebih. Humor datang natural dari sikap Ma Seok-do yang santai banget meski lagi dikeroyok puluhan orang, plus dialog sarkastik seperti “maaf, tangan saya licin” setelah ngelempar orang.

Sinematografi malam Vietnam yang basah dan neon juga bikin suasana makin hidup. Musik hip-hop dan beat keras pas banget saat drop aksi.

Kesimpulan

“The Roundup” adalah definisi film aksi yang tahu tugasnya: menghibur, memuaskan, dan tak buang waktu. Tiga setengah tahun kemudian di akhir 2025, kekurangan kecil seperti plot super simpel dan villain yang agak satu dimensi sama sekali tak mengurangi kenikmatan. Kalau kamu suka Ma Dong-seok gebuk orang sambil ngomong santai, ini adalah puncaknya. Film ini bukti bahwa kadang formula klasik “polisi ganas vs penjahat lebih ganas” masih bisa jadi masterpiece kalau dieksekusi dengan percaya diri. Satu kata buat film ini: LEGENDA. Dan kalau ada yang bilang aksi Korea lagi mati, suruh mereka nonton ini lagi – langsung sadar salah besar.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *