Review Film Demolition Man

review-film-demolition-man

Review Film Demolition Man. Rilis Oktober 1993, Demolition Man adalah salah satu film action sci-fi paling gila dan paling jenius di era 90-an. Stallone sebagai polisi brutal John Spartan, Wesley Snipes sebagai psikopat Simon Phoenix, dan Sandra Bullock sebagai polisi masa depan yang polos, dikemas dalam dunia utopia tahun 2032 yang ternyata dystopia terselubung. Film ini campur aduk Running Man, Blade Runner, dan komedi slapstick, tapi anehnya berhasil banget. BERITA BOLA

Dunia yang Terlalu Bersih dan Terlalu Bodoh: Review Film Demolition Man

Di tahun 2032, segalanya “sanitized”: nggak ada kekerasan, nggak ada kata kasar (langsung didenda), nggak ada kontak fisik (seks pakai helm VR), bahkan kertas toilet diganti tiga kerang misterius. Stallone bangun dari cryo-penjara setelah 36 tahun dan langsung bingung. Adegan dia coba pakai “three seashells” atau kaget lihat denda otomatis tiap ngomong kasar masih bikin orang ketawa ngakak sampai sekarang. Satirnya tajam: masyarakat yang terlalu aman malah jadi penjara paling halus.

Stallone vs Snipes, Chemistry yang Meledak: Review Film Demolition Man

Ini puncak Stallone bermain “bad cop” yang kasar dan Snipes sebagai villain paling fun di kariernya. Snipes main Phoenix dengan warna rambut gila, senyum lebar, dan energi “aku akan bakar kota ini”. Pertarungan mereka dari museum beku sampai jalanan San Angeles penuh ledakan, mobil terbang, dan one-liner. Kalimat “Welcome to the future… what’s the matter, you look like you’ve seen a ghost?” atau “Send a maniac to catch a maniac” langsung jadi klasik. Mereka berdua tahu film ini konyol, jadi mereka main full gas.

Prediksi Masa Depan yang Ngeri Akurat

Film ini dirilis 1993, tapi nebak banyak hal:

  • Video call jadi hal biasa
  • Gubernur muscle-head (Arnold digambarkan jadi presiden!)
  • Pandemi yang bikin orang takut kontak fisik
  • Politik polarisasi ekstrem
  • Mobil self-driving
  • Budaya cancel dan “safe space” yang kebablasan

Di 2025, nonton ulang malah bikin merinding, karena banyak yang terasa terlalu dekat dengan kenyataan.

Warisan Kultus yang Makin Kuat

Demolition Man awalnya dapat review biasa aja, tapi sekarang jadi cult classic. Tiap adegan kecil (restoran yang cuma nyanyi iklan, radio cuma lagu lama, “enhance your calm” dari Rob Schneider) masih dikutip orang di internet. Musik Sting “Demolition Man” di ending dan montase Stallone lari-lari di kota utopia tetap epik. Film ini berhasil jadi action seru, komedi cerdas, dan satire sosial dalam satu paket.

Kesimpulan

Demolition Man adalah film yang nggak takut jadi konyol sambil tetap cerdas. Stallone dan Snipes kasih performa terbaik mereka, Bullock lucu banget sebagai “naif cop”, dan dunia 2032-nya terasa seperti cermin cembung buat kita sekarang. Kalau kamu lagi pengen action 90-an yang nggak pura-pura serius, tapi malah bikin kamu ketawa sambil mikir “tunggu, ini beneran terjadi?”, langsung putar ini. He’s finally matched his meat… you gotta love the ‘90s. Enhance your calm? No thanks, just give me more explosions.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *